Ragam Bahan Tradisional sebagai Obat Alami untuk Batuk Kering dan Berdahak
Ragam Bahan Tradisional sebagai Obat Alami untuk Batuk Kering dan Berdahak
Batuk juga bisa disertai dengan gejala lain yang tak kalah mengganggu seperti sakit tenggorokan dan hidung berair. Berbagai obat batuk yang bisa diperoleh dengan mudah di apotek bisa diandalkan sebagai penanganan pertama. Namun, terkadang Anda mungkin lebih mengandalkan cara tradisional atau bahan alami untuk meredakan batuk sebelum minum obat. Untuk itu, simak ulasan lengkap obat batuk alami berikut ini.
Berbagai pilihan obat batuk alami
Sebelum mencoba obat batuk nonresep yang bisa dibeli di apotek atau supermarket, Anda sebenarnya bisa mencoba beragam bahan alami untuk meringankan gejala batuk akibat infeksi pernapasan ringan, seperti pilek dan flu. Bahkan, bahan tradisional ini bukan hanya berguna berbagai jenis batuk, melainkan juga mengatasi gejala pernapasan lain yang mungkin menyertai, seperti hidung tersumbat.
Meski banyak yang menganggap bahwa bahan alami tidak memiliki efek samping seperti obat batuk OTC, Anda tetap harus berkonsultasi dengan dokter.
Beberapa bahan alami dan tradisional yang bisa membantu Anda meredakan batuk, yaitu:
1. Air garam
Garam bisa menjadi obat batuk alami yang mudah didapatkan di rumah. Berkumur dengan air garam hangat bisa membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang menginfeksi tenggorokan. Cara tradisional ini juga bisa membantu mengencerkan dahak yang menggumpal di belangkang tenggorokan, sehingga batuk lebih reda.
Untuk membuat obat batuk berdahak dari larutan garam, masukan 1/4 hingga 1/2 sendok teh garam ke dalam 250 ml air hangat, lalu aduk hingga larut. Kemudian berkumurlah menggunakan larutan ini setiap tiga jam sekali selama 3-4 kali dalam sehari.
Jika ingin menggunakan bahan tradisional ini sebagai obat batuk untuk anak, pastikan Anda mengajari dan memberitahu si kecil bagaimana cara berkumur yang benar sehingga larutan tersebut tidak tertelan.
2. Madu
Madu sudah sejak dulu dimanfaatkan sebagai obat alami untuk berbagai penyakit, termasuk batuk.
Berbagai penelitian, salah satunya pada jurnal Canadian Family Physician, membuktikan kandungan yang dimiliki madu bisa efektif menyembuhkan penyakit batuk jika dikonsumsi secara rutin.
Zat analgesik yang terdapat pada bahan alami ini mampu menghentikan infeksi pada penyakit yang menyebabkan batuk kering maupun batuk berdahak.
Agar efeknya sebagai obat batuk tradisional optimal, Anda bisa minum satu sendok teh madu secara langsung dalam keadaan perut kosong. Alternatif lainnya, Anda bisa mencampur ke dalam susu atau teh herbal dengan perasan lemon.
Kombinasi madu dan lemon bisa lebih baik menyembuhkan batuk karena membantu melancarkan pergerakan udara di saluran pernapasan.
3. Jahe
Meminum campuran jahe yang telah dilarutkan ke dalam air hangat atau teh dapat membantu meredakan gejala batuk. Menurut National Institute of Health, jahe memiliki kandungan antibakteri dan antivirus sehingga bisa meningkatkan kemampuan sistem imun melawan infeksi dalam saluran pernapasan. Kandungan tersebut juga mampu sekaligus mencegah perkembangan virus dan bakteri baru.
Jahe juga merupakan zat analgesik (pereda nyeri) alami yang dapat memberi efek menghangatkan tubuh. Sensasi hangat dari bahan tradisional ini membantu mengencerkan dahak di saluran pernapasan sehingga amat cocok dijadikan obat herbal untuk menyembuhkan batuk berdahak.
Tak hanya itu, jahe sebagai obat batuk alami mampu mengurangi rasa sakit pada tenggorokan akibat batuk kering. Sensasi rasa hangatnya mampu melemaskan otot-otot tenggorokan yang menegang.
Anda bisa minum obat batuk tradisional ini dengan cara mengonsumsi langsung. Anda juga bisa mencampurnya dengan air perasan lemon, teh, madu, ataupun susu. Minumlah sebanyak dua kali sehari selama mengalami batuk.
4. Lemon
Buah-buahan juga bisa dimanfaatkan sebagai obat batuk alami, salah satunya adalah lemon.
Sebagai obat batuk, lemon mampu mengurangi radang yang terjadi di bagian tenggorokan, sekaligus memberi asupan vitamin C untuk tubuh. Vitamin C sendiri berguna untuk meningkatkan kekuatan sistem daya tahan tubuh dalam membasmi infeksi kuman, termasuk infeksi yang berlangsung di saluran napas yang menjadi penyebab batuk.
Ramuan obat batuk sederhana dapat dibuat dengan cara mencampurkan satu sendok teh perasan lemon dengan satu sendok teh madu. Minumlah beberapa kali dalam sehari.
Cara lain mengonsumsi lemon sebagai obat batuk adalah dengan mencampurkan lada dan madu ke dalam air perasan lemon.
5. Kunyit
Kunyit dipercaya dapat mengurangi gejala batuk menerus, terutama untuk obat batuk kering alami.
Dalam kunyit, terdapat curcumin yang memiliki sifat antiradang. Senyawa ini memiliki kemampuan yang sama kuatnya dengan beberapa obat yang juga mengandung zat antiradang. Fungsinya untuk melawan partikel asing penyebab infeksi di saluran pernapasan.
Untuk menjadikan kunyit sebagai obat batuk alami, Anda bisa menghancurkan kunyit menjadi bubuk halus dan mencampurkan ke dalam satu gelas susu panas. Anda juga bisa mencampurnya dengan garam dalam teh bersama dengan empat gelas air untuk meredakan rasa gatal pada tenggorokan.
Hindari untuk tidak langsung minum air putih setelah mengonsumsi ramuan obat batuk ini. Air putih dapat menghambat kerja dari senyawa anti-inflamasi yang terkandung pada kunyit.
6. Bawang putih
Bawang putih merupakan salah satu obat alami batuk berdahak yang paling mudah diperoleh. Sifat antimikroba yang terdapat dalam bawang putih mampu menghentikan infeksi ataupun iritasi yang menimbulkan dahak berlebih. Hal itu berkat senyawa allicin yang dapat membasmi bakteri dan virus di dalam tenggorokan.
Selain dimakan, Anda juga bisa menghirup aroma menyengat dari bawang putih. Alternatif lain, Anda bisa membuat ramuan obat tradisional batuk dengan mencampur bawang putih halus, madu, serta teh. Minumlah larutan obat batuk ini paling tidak dua kali sehari untuk meredakan batuk dan rasa sakit di tenggorokan.
7. Sari cuka apel
Cuka apel mengandung asam asetik yang bersifat antibakteri. Oleh karena sifatnya itulah, cuka apel bisa diolah menjadi obat batuk alami. Zat antibakteri dalam cuka apel mampu memecah gumpalan lendir dan mematikan bakteri yang menyerang saluran pernapasan.
Untuk mengolah sari suka apel menjadi obat batuk berdahak alami, Anda dapat mencairkan 1-2 sendok cuka sari apel ke dalam satu gelas air. Kemudian, berkumurlah dengan larutan ini dan minum secara langsung. Ulangi cara ini secara berturut-turut selama satu sampai dua kali dalam satu jam.
Sebelum berkumur dengan larutan obat batuk tradisional dari cuka apel selanjutnya, minumlah air putih sebanyak-banyaknya.
8. Makanan probiotik
Probiotik adalah mikroorganisme yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Makanan probiotik memang tidak menyembuhkan batuk secara langsung. Namun, makanan probiotik membantu memperkuat sistem imun karena menyeimbangkan bakteri baik di pencernaan.
Probiotik bermanfaat seperti Lactobacillus umumnya yang terkandung dalam susu, kefir, yogurt, dan cuka sari apel. Bahan alami ini dapat mengurangi gejala pada batuk yang disebabkan oleh alergen tertentu.
Oleh karena itu, probiotik bisa dimanfaatkan sebagai obat untuk batuk yang disebabkan oleh alergi. Kandungan probiotik yang terbaik terdapat pada susu, tapi konsumsinya tetap perlu diwaspasdai karena dapat membuat dahak menebal.
10. Nanas
Nanas juga bisa menjadi salah satu obat batuk alami. Nanas mengandung enzim bromelain yang dapat membantu meredakan batuk berdahak secara lami. Kandungan bormelain yang tersusun dari enzim proteolytic dan protease ini memiliki sifat antiinflamasi sehingga dapat memecah dahak yang menggumpal di bagian tenggorokan dan paru-paru.
Makanlah 60 gram potong nanas dalam sehari. Anda juga bisa menjadikannya jus dan meminumnya sebanyak 3 kali sehari sampai gejala yang Anda rasakan berangsur membaik.
Namun, perlu diperhatikan, jika diminum bersama dengan antibiotik, enzim bromelain dalam nanas bisa mengurang keampuhan obat dalam melawan bakteri.
11. Sup kaldu tulang
Mengonsusmsi kaldu tulang dapat memberikan banyak efek positif bagi kesehatan, mulai dari membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengencerkan dahak di saluran pernapasan, sampai meningkatkan kemampuan detofisifikasi pada tubuh.
Kaldu tulang memang tidak dapat menyembuhkan batuk secara langsung. Namun, obat batuk alami yang satu ini bisa meringankan gejala batuk akibat infeksi partikel berbahaya, seperti paparan polusi, zat kimia, bakteri, dan zat beracun lainnya.
Ketika Anda mengalami batuk berkepanjangan, kadar cairan tubuh cenderung menurun sehingga Anda pun rentan mengalami dehidrasi. Kaldu tulang menjadi salah satu obat batuk alami yang mengandung elektrolit dalam bentuk sodium yang sehingga tubuh dapat lebih mudah menyerap cairan yang masuk.
Anda dapat mengonsumsi obat batuk dari kaldu tulang yang telah dipanaskan sehingga dapat memberikan efek relaksasi yang maksimal pada bagian saluran pernapasan yang terasa sesak.
12. Akar licorice
Telah lama digunakan sebagai obat herbal untuk meredakan radang tenggorokan, akar licorice juga dapat dimanfaatkan sebagai obat batuk alami, khususnya batuk berdahak dan batuk karena alergi.
Kandungan glycyrrhizin pada obat batuk dari akar licorice ini memiliki sifat antialergen sehingga dapat mengencerkan lendir yang mengakibatkan rasa sesak saat bernapas.
Ketahui hal ini sebelum minum obat batuk alami
Obat batuk alami atau tradisional dari berbagai bahan herbal populer menjadi alternatif pengobatan batuk karena diklaim minim risiko efek samping, murah, dan mudah diperoleh.
Sayangnya, masih diperlukan uji klinis yang lebih banyak dan masif untuk mengetahui seberapa ampuh obat alami ini menyembuhkan batuk. Namun, bukan berarti bahan alami dan tradisional tak bermanfaat sama sekali untuk batuk.
Sementara ini, penggunaan obat batuk tradisional cukup aman jika digunakan dalam waktu singkat. Namun, Anda tidak boleh menggantikan pengobatan dokter dengan obat herbal, terlebih untuk penyakit pernapasan kronis, seperti batuk berdarah. Hal itu bisa menandakan adanya peradangan serius di paru yang tak bisa disembuhkan dengan herbal.
Paling tepat, berkonsultasilah dengan dokter sebelum memutuskan untuk minum obat batuk alami, baik untuk batuk kering, berdahak, ataupun berdarah. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan saran paling tepat sehingga pengobatan Anda juga berjalan secara maksimal.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
ARTIKEL SELANJUTNYA
Batuk Makin Parah? Hindari Makanan yang Dilarang dan Pantangannya Berikut Ini
Ketika batuk, selain minum obat, Anda biasanya dianjurkan untuk tidak sering keluar malam, banyak beristirahat sampai menghindari stres. Tujuannya tentu untuk segera meredakan batuk menerus ataupun gangguan kesehatan lain yang menyertai. Tak hanya itu, mematuhi pantangan makanan dan minuman yang dilarang saat batuk juga bisa membantu mencegah batuk atau memperparah kondisi Anda.
Apa saja makanan dan minuman yang dilarang saat batuk?
Secara umum batuk adalah salah satu gejala penyakit flu. Meskipun batuk yang disebabkan oleh flu biasanya bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya, sebaiknya jangan pernah menyepelekan kondisi tersebut. Selain membuat tubuh tidak nyaman, batuk berkepanjangan bisa memicu infeksi saluran pernapasan lainnya sehingga kondisi batuk semakin serius.
Pengobatan batuk baik melalui obat batuk nonresep (over-the-counter/obat bebas), maupun obat batuk alami tidak akan efektif apabila Anda tidak menaati beberapa pantangan batuk, salah satunya dengan terus mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat memperparah kondisi batuk.
Menghindari makanan dan minuman yang dilarang saat batuk bisa membantu Anda mempercepat penyembuhan. Tak hanya itu, menaati pantangan makanan juga membantu Anda mencegah kondisi ini semakin memburuk
1. Makanan yang digoreng
Mungkin Anda sering kali mendengar anjuran untuk menghindari makanan yang digoreng saat batuk. Ternyata, hal ini memang benar adanya. Sebenarnya bukan makanannya yang memperparah batuk, melainkan minyak yang digunakan untuk menggoreng.
Minyak, terutama minyak jelantah yang telah dipakai berulang kali, menghasilkan senyawa akrolein yang akan memicu rasa gatal menyiksa di tenggorokan. Semakin sering dan banyak jumlah minyak yang digunakan, akan semakin buruk pula kualitas minyak. Hal itu tentu membahayakan kesehatan.
Tidak hanya itu, tekstur kasar dari gorengan juga bisa membuat dinding tenggorokan mengalami iritasi. Dampaknya akan lebih parah jika Anda mengalami batuk kering.
Alasan lain kenapa gorengan menjadi makanan yang perlu dihindari saat batuk, yaitu makanan ini dapat menyebabkan naiknya asam lambung dan alergi makanan. Refluks asam lambung yang naik dapat memicu terjadinya penyempitan saluran napas kemudian menyebabkan batuk.
Jadi, selama kondisi batuk belum juga membaik, sebaiknya hindarilah konsumsi makanan yang dilarang saat batuk ini untuk mencegah kondisi ini semakin parah.
2. Minuman yang mengandung kafein
Selain makanan, terdapat juga jenis minuman yang perlu dihindari konsumsinya secara berlebihan saat batuk. Minuman mengandung kafein adalah beberapa di antaranya.
Hal ini disebabkan karena kafein dapat memicu gas asam dari lambung naik kembali ke tenggorokan. Kondisi ini bisa menyebabkan tenggorokan terasa gatal. Akibatnya, batuk Anda semakin memburuk dan tidak kunjung sembuh.
Kafein terdapat dalam kopi, teh, dan soda yang perlu dihindari konsumsinya selama batuk berlangsung. Untuk meredakan batuk, Anda tidak harus berhenti mengonsumsi minuman kafein sama sekali. Namun, penting bagi Anda untuk membatasinya.
3. Makanan olahan
Anda bisa mencegah batuk semakin memburuk dengan menjauhi makanan olahan, seperti makanan kemasan, fast food, dan keripik. Bukan tanpa alasan, sebuah studi yang diterbitkan oleh British Journal of Nutrition, menyatakan bahwa nutrisi punya peran penting untuk mendukung kerja sistem kekebalan tubuh yang akan melawan infeksi.
Dengan kata lain, asupan nutrisi yang optimal dalam tubuh bisa memperkuat sistem imun untuk melawan batuk. Makanan olahan cenderung tidak padat gizi. Itu sebabnya, cobalah mengonsumsi dengan nutrisi lengkap ketika sakit.
Jika bingung makanan olahan apa saja yang dilarang saat batuk, Anda bisa mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan protein nabati, seperti kacang kedelai dan sayuran. Makanan ini dapat membantu melawan infeksi virus penyebab batuk.
4. Makanan pemicu alergi
Berbagai masalah kesehatan dapat menyebabkan batuk. Selain infeksi virus, batuk menjadi salah satu gejala dari reaksi alergi. Kondisi alergi terjadi ketika adanya reaksi berlebihan dari sistem imun terhadap zat di dalam makanan.
Ada beberapa makanan penyebab alergi sehingga memperburuk kondisi batuk Anda. Makanan tersebut dapat berupa makanan laut, telur, kacang, dan lainnya. Mengenali makanan yang bisa memicu alergi dalam tubuh sekaligus menghindarinya, adalah salah satu cara tepat untuk meredakan atau bahkan mencegah batuk sama sekali.
Selain menyebabkan batuk, terus mengonsumsi makanan penyebab alergi juga dapat memicu reaksi alergi yang lebih serius seperti kejang dan sesak napas. Makanan pemicu alergi dengan bahan dasar susu juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan pada anak-anak dan balita.
Pantangan untuk mencegah batuk semakin parah
Saat terserang batuk memang banyak pantangan makanan dan minuman yang harus diikuti. Agar semakin meminimalisir tingkat keparahan batuk, selain memperhatikan apa yang dikonsumsi Anda juga perlu menghindari gaya hidup tidak sehat.
Selama gejala batuk belum mereda, berhentilah melakukan beberapa kebiasaan yang berdampak buruk bagi kesehatan ini:
1. Merokok
Asap rokok dapat mengiritasi lapisan tenggorokan dan paru-paru sehingga batuk semakin parah pemulihan bahkan dapat meningkatkan risiko kanker. Apabila Anda mengalami batuk akibat infeksi pernapasan biasa seperti pilek, merokok bisa menyebabkan masalah paru-paru, seperti bronkitis.
Tidak hanya perokok aktif yang perlu mewaspadai bahaya merokok saat batuk. Perokok pasif juga perlu sebisa mungkin menghindari asap rokok jika ingin batuknya segera mereda dan tidak mengalami komplikasi penyakit pernapasan.
2. Makan banyak saat malam hari
Saat batuk, usahakan untuk jangan makan berlebihan pada malam hari, terutama saat menjelang tidur. Makan terlalu banyak sebelum tidur dapat memicu batuk menerus pada orang yang mengalami gastroesophageal reflux (GERD) alias penyakit asam lambung.
Akibatnya, asam lambung bisa mengalir kembali ke bagian atas saluran pencernaan dan menyebabkan iritasi sehingga memicu batuk. Jarak makan dan waktu tidur yang ideal minimalnya adalah 2 jam.
3. Tidur telentang
Posisi tubuh ketika tidur merupakan salah faktor yang memengaruhi kondisi batuk Anda. Tidur telentang dapat memicu batuk di malam hari, terutama jika Anda memiliki batuk berdahak. Posisi tidur ini bisa menyebabkan dahak menumpuk di saluran pernapasan sehingga memicu batuk menerus. Untuk mencegah batuk, cobalah tidur dengan posisi miring sehingga dahak dapat mengalir.
4. Bekerja terlalu larut
Lembur dan melakukan aktivitas berlebihan hingga terlalu malam sebaiknya dihindari saat Anda tengah batuk. Kelelahan akibat lembur bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh. Padahal imunitas tubuh berperan penting dalam melawan penyakit yang menyebabkan Anda batuk.
Jenis makanan yang dianjurkan saat batuk
Selain perlu menghindari konsumsi makanan yang dilarang saat batuk, Anda sebaiknya juga menambah konsumsi makanan lain sehingga batuk cepat teratasi, seperti:
- Memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan sehari-hari.
- Minum obat batuk alami dari campuran madu, teh herbal, dan lemon secara rutin. Jika terlalu banyak mengonsumsi teh, Anda bisa mengganti teh herbal dengan air hangat.
- Mengonsumsi makanan berkuah hangat dan kaya protein, seperti sup ayam. Makanan berkuah membantu mengencerkan dahak yang menyumbat saluran pernapasan. Selain itu, kombinasi sayuran dan kaldu dapat menjadi bahan ampuh yang membantu meredakan inflamasi di salauran napas.
- Memperbanyak cairan agar terhindar dari dehidrasi sehingga proses penyembuhan bisa berlangsung lebih cepat.
Penting untuk diingat, menerapkan pola makan sehat dengan menu makanan bernutrisi tidak lantas menghentikan batuk berkepanjangan yang Anda alami. Namun, dengan menghindari makanan yang dilarang saat batuk dan mengonsumsi makanan sehat, sistem imun Anda untuk melawan infeksi akan meningkat.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
ARTIKEL SELANJUTNYA
Etika Batuk yang Benar untuk Mencegah Penularan Penyakit
Penyakit yang disebabkan infeksi patogen seperti virus dan bakteri dapat menular. Penularan penyakit infeksi bisa terjadi melalui kontak langsung atau bahkan menghirup udara yang mengandung droplet patogen yang dikeluarkan saat bicara, bersin, dan batuk. Oleh karena itu, penting untuk Anda mengetahui etika atau tata cara batuk yang benar sehingga bisa mencegah penularan penyakit pada orang lain.
Etika batuk yang benar minimalisir risiko penularan penyakit
Di masa new normal, Anda perlu mempraktikkan etika batuk di mana dan kapan pun. Etika batuk ini penting dilakukan untuk meminimalkan penularan penyakit.
Batuk yang terjadi sesekali sebenarnya merupakan hal yang wajar, tetapi perlu diperhatikan secara etika.
Batuk adalah bentuk respons tubuh yang alami karena adanya substansi asing yang masuk ke dalam sistem pernapasan.
Refleks ini menjadi cara tubuh untuk mengeluarkan kotoran atau iritan yang mengganggu sistem pernapasan.
Namun, batuk yang berlangsung secara menerus dapat menandakan terdapatnya masalah dalam sistem respirasi atau penyakit lainnya.
Batuk menjadi gejala yang paling umum dialami ketika terjadi infeksi patogen, yaitu mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus dan bakteri, di saluran pernapasan.
Ambil contohnya, infeksi virus yang menyebabkan flu dan pilek merupakan penyakit penyebab batuk berdahak yang paling sering dialami atau asma yang menyebabkan batuk kering.
Penularan penyakit ini bisa berlangsung sangat cepat dari orang ke orang dikarenakan virus penyebabnya terdapat dalam droplet lendir yang dikeluarkan saat bersin dan batuk.
Jika penyebaran droplet virus bisa dibatasi, maka transmisi penyakit juga bisa ikut diminimalisir. Penerapan etika batuk dapat membantu mengendalikan penyebaran virus penyebab infeksi sistem pernapasan.
Cara yang tepat menerapkan etika batuk
Etika batuk sebaiknya memang dilakukan kapapun, sekalipun Anda dalam keadaan sehat. Sementara, orang yang sakit sangat diwajibkan untuk menerapkan etika batuk ini.
Upaya mencegah penyebaran penyakit yang paling umum diketahui adalah dengan menutup mulut dan hidung dengan tangan saat bersin dan batuk.
Menghalangi droplet tersebar luas dengan cara menutup mulut dan hidung memang tepat. Namun, menggunakan telapak tangan pun Anda tetap bisa menyebarkan patogen lewat sentuhan.
Tanpa sadar, Anda telah memindahkan bakteri dari telapak tangan ke benda atau orang lain yang nantinya bersentuhan dengan tangan Anda.
Penggunaan sapu tangan untuk menutup batuk juga tidak tepat. Alih-alih menghindari kontak dengan kuman penyakit, organisme berbahaya ini malah bisa terperangkap di dalamnya.
Jika Anda sakit, maka kemungkinan untuk terjadinya reinfeksi akan lebih tinggi.
Namun etika batuk lebih dari sekadar menutup mulut dan hidung, terdapat beberapa langkah lainnya yang juga perlu diikuti.
1. Menutup hidung dan mulut dengan tisu
Jika Anda hendak batuk, etika yang tepat adalah segera mengambil tisu untuk menutupi mulut dan hidung Anda.
Langsung buang segera tisu yang digunakan ke tempat sampah, sebelum tisu tersebut disentuh atau bahkan digunakan oleh orang lain.
Batuk itu sendiri merupakan refleks yang terkadang sulit dikontrol. Ada kalanya Anda mau batuk tapi tidak sempat mengambil tisu untuk menutup mulut dan hidung.
Maka batuklah pada bagian dalam lengan atas Anda, jangan pada telapak tangan.
Bagian lengan atas merupakan bagian yang jarang berkontak dengan benda (gagang pintu, alat makan, atau telepon) atau melakukan sentuhan fisik seperti saat berjabat tangan dengan orang lain.
2. Menjaga jarak dengan orang lain
Ketika batuk, jangan lupa untuk memalingkan wajah Anda menjauhi orang-orang yang ada di sekitar.
Etika batuk seperti ini dilakukan untuk memastikan tidak ada cipratan droplet yang mengenai tubuh atau wajah orang lain.
Bergerak menjauhi orang lain juga penting sebab menurut dr. Frank Esper dari Cleveland Clinic, kuman penyakit yang dikeluarkan saat batuk bisa terlontar sejauh 1-2 meter.
3. Mencuci tangan menggunakan sabun
Ingatlah untuk selalu mencuci tangan setelah batuk. Sebagian besar penyakit pernapasan berbahaya disebarkan karena dari sentuhan tangan yang terkontaminasi patogen ke bagian wajah.
Etika mencuci tangan dengan benar adalah dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
Cairan pembersih lain seperti sanitizer juga bisa digunakan asalkan mengandung alkohol dengan kosentrasi 60-95 persen.
Selama mencuci tangan, pastikan Anda membersihkan seluruh bagian telapak tangan, termasuk menggosok sela-sela jari.
Lakukanlah selama 20 detik sehingga memastikan pelindung tubuh patogen benar-benar hancur oleh air sehingga ia tidak bisa lagi aktif menginfeksi tubuh.
Dalam etika batuk, membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir lebih efektif karena dengan batuan aliran air kuman bisa langsung terlepas dari permukaan tangan.
4. Menggunakan masker saat sakit
Terakhir, gunakan masker jika Anda merasa sakit dan batuk terus-menerus.
Penggunaan masker juga sebaiknya digunakan dengan tepat. Ganti masker secara berkala atau cuci dengan sabun yang mengandung disinfektan jika menggunakan bahan masker yang bisa dipergunakan ulang.
Hindari menggunakan masker yang sudah kotor dan lembab karena justru dapat menjadi lingkungan yang kondusif untuk kuman penyakit berkembang biak.
Meskipun sudah menggunakan masker, cobalah untuk tetap menjauhkan diri dari orang lain saat Anda batuk sehingga tidak menyebarkan kuman.
Etika batuk yang dilakukan saat merasa sakit
Setiap langkah etika batuk sebaiknya diterapkan ketika batuk di mana pun, terutama di tempat atau fasilitas umum yang dipadati orang.
Begitupun saat Anda sendirian karena droplet tetap bisa berpindah melalui udara atau menempel di permukaan benda.
Jika batuk yang Anda alami memang merupakan gejala penyakit menular, ada baiknya Anda beristirahat di rumah dan menghindari tempat ramai seperti kantor, pasar, dan sekolah bila memungkinkan.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kontak fisik dan menjaga jarak dengan orang lain sehingga mencegah penularan kuman penyakit.
Selain itu, akan lebih baik jika Anda juga mengenali gejala-gejala lain dari penyakit penyebab batuk secara umum.
Dilansir dari Mayo Clinic, penyakit seperti pilek dan flu bisa menyebabkan munculnya gangguan kesehatan lain yang muncul bersamaan dengan batuk, seperti:
- Demam
- Tenggorokan kering
- Nyeri tubuh terutama pada sendi dan otot
- Sesak napas
- Hidung berair dan tersumbat
- Sakit kepala
- Kelelahan atau badan lemas
- Diare dan muntah-muntah
Batuk yang disebabkan oleh pilek atau flu biasanya akan berhenti dalam waktu kurang dari seminggu, bahkan bisa lebih cepat jika Anda melakukan perawatan sederhana untuk meredakan batuk. Misalnya, dengan memperbanyak konsumsi cairan, istirahat, dan minum obat batuk.
Ada rangkaian obat batuk yang aktif redakan beragam batuk berdasarkan gejalanya.
Sesuaikan obat batuk dengan masalah batuk Anda, apakah itu batuk berdahak, tidak berdahak, batuk dan demam, ataupun batuk tidak berdahak yang disebabkan alergi.
Segera minum obat batuk untuk tuntaskan gejala batuk yang cocok, agar Anda dapat kembali berkomunikasi dengan lancar dan menjalani kegiatan lebih optimal.
Namun, jika Anda batuk secara menerus selama lebih dari 2 minggu walaupun sudah minum obat batuk, Anda perlu menemui dokter secepatnya.
Dokter akan merekomendasikan obat batuk yang tepat dengan jenis batuk yang Anda alami. Namun berhati-hatilah, gejala batuk seperti ini dapat mengarah pada kondisi batuk kronis yang menjadi penanda adanya masalah pernapasan yang lebih serius.
Ingat, etika batuk seperti menggunakan tisu atau bagian dalam lengan atas, menjaga jarak dari orang lain, dan mencuci tangan setelahnya juga berlaku diterapkan ketika bersin.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Komentar
Posting Komentar